Total Tayangan Halaman

Sabtu, 29 Oktober 2011

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL-KKM

      Untuk jenjang sekolah, yang belum mahasiswa, pemakaian kriteria ketuntasan minimal (kkm) semestinya ditiadakan. Pola pikir bagaimana kemendiknas yang dikedepankan. Fenomena contek massal UN dan UASBN itu dipicu pemberian nilai yang superbig. Bukan UN yang bermasalah, tetapi standarnya yang bermasalah. Siswa yang tiap ulangan harian atau ulangan midsemester atau semester selalu buruk, akan begitu untuk nilai UN/UASBN. Gelas yang kapasitasnya 150 CC  dimuati dengan 200 CC air, akan luber 50 CC. Itu sebuah penggambaran muntahan-muntahan yang dipaksakan kepada siswa-siswa yang terbatas.  Sekalinya bagus melalui jalan katrol dengan KKM.
        Anak SD di Surabaya, itu korban kebijakan pendidikan di Indonesia yang tidak bijaksana.  Kalau dulu nilai  5,00  di  NEM (nilai evaluasi murni), sekarang nilai tersebut setara dengan 7,00 atau 8,00 karena disulap.  Indonesia tidak perlu menunjukkan pada dunia, bahwa nilai murid-murid Indonesia  rata-rata  sudah 7,00.  Omong kosong itu, yang dapat segitu hanya segelintir siswa. Selebihnya dikatrol dengan terang-terangan atau samar-samar. Siswa yang semestinya mendapat nilai UN di bawah 5,50, karena kompetensinya yang tidak bagus, secara tiba - tiba nilainya di atas 5,50, bahkan disulap menjadi 6,50 atau 7,50  bahkan dapat mencapai 9,00 tergantung yang menyulapnya. Lebih baik menggunakan sistem lama saja, yaitu Nilai Evaluasi Murni, supaya segalanya serba transparan dan tahu kemampuan lulusannya.
         Berganti dari Kemendiknas menjadi Kemendikbud atau apapun namanya itu, tidak akan mengubah kebohongan dalam penampilan kulit luar kesalahan di sistem pendidikan kita. Mau soal dibedakan dalam 5 paket soal, bahkan 10 paket soal tidak akan meruntuhkan minat sebagian kalangan untuk menyukseskan perolehan hasil UN atau UASBN  sekolahnya.  Pressure  terjadi di mana-mana, tidak hanya pemilu dan pemilukada, di ranah evaluasi/ujian pun terjadi tekanan berat terhadap kinerja guru.  Guru diminta berbohong, agar penampakkan luar kebobrokan sistem tidak kentara. Hiduplah kebohongan itu !!!
Blog : pijunakhdan.blogspot.com oleh Azis Syahrul.

Kamis, 27 Oktober 2011

KEBANGSAANKU

     Aku bangga menjadi orang Indonesia.    Dengan ribuan budayanya dan lebih dari 400 bahasa daerahnya.  Kulit kami tidak semuanya berwarna cokelat. Suku kami tidak hanya Melayu. Ada Batak, ada Bugis, ada Betawi, ada Jawa, ada Sasak, ada Sunda, ada Asmat dan lain-lain. Kami menghargai perbedaan. Tapi kami Bhinneka Tunggal Ika. Kami punya sumpah yang dikumandangkan pada 28 Oktober 1928.

SUMPAH PEMUDA :  " Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia ; Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia; Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia ".

     Kekayaan alam kami melimpah, sehingga banyak tangan-tangan asing ingin mencaploknya.  Negara kami luas terbentang dari Sabang sampai Merauke. Masakan daerah kami jumlahnya ribuan, yang memiliki kekhasan sendiri.  Kami merdeka  pada tanggal  17 Agustus 1945.   Lagu Kebangsaaan kami :  " Indonesia Raya ",  karya : Wage Rudolf Supratman.  Lambang negara kami : Garuda Pancasila. Negara kami berbentuk Republik, Republik Indonesia. Dipimpin oleh seorang Presiden, yang diangkat oleh rakyat melalui
perwakilannya di MPR.

Inilah bendera kami  :  Sang Merah Putih.




Blog : pijunakhdan.blogspot.com oleh Azis Syahrul.





Senin, 24 Oktober 2011

KITA BISA PUNYA GAGASAN

       Gagasan bisa timbul dari siapa saja dan dari mana saja. Bila gagasan itu brilian, itu bisa diterima dengan tangan terbuka. Gagasan itu dimulai, ketika muncul dalam bentuk tulisan-tulisan yang sebelumnya tidak pernah dianggap penting. 
Blog : pijunakhdan.blogspot.com oleh Azis Syahrul.

MENGHARGAI SEKECIL APAPUN PERUBAHAN

       Pemimpin tidak serta-merta penguasa tanpa batasan. Tidak dilahirkan untuk menggenggam semua yang tampak di depannya. Dia perlu berbagi ruang dan menghargai orang. Dia harus punya rasa seperti Mimosa pudica.

Blog : pijunakhdan.blogspot.com.

Sabtu, 22 Oktober 2011

MENAMAKANNYA KETIDAKMUNGKINAN

      Tidak semua orang bisa menghargai karakter orang lain. Karakter seseorang sudah terpola dari masa kanak-kanak dengan bimbingan keluarga.



Dengan beribadah, karakter yang tidak baik dapat diredam. Sungguh tidak terbayangkan apabila manusia tidak memiliki agama. Kita tidak mungkin sepenuhnya menjadi orang suci.
Blog : pijunakhdan.blogspot.com.

SETIAP ORANG PUNYA KECENDERUNGAN INGIN DIDENGAR PENDAPATNYA

      SETIAP ORANG INGIN PENDAPATNYA YANG DIANGGAP BENAR

        Apapun namanya sebuah pendapat, dikeluarkan sebagai unek-unek yang disampaikan. Perkara pendapatnya itu baik atau buruk, tidak menjadi soal, selama yang mengeluarkan pendapat itu adalah orang yang ingin pendapatnya diperhatikan.  Tong kosong nyaring bunyinya.

Blog : pijunakhdan.blogspot.com.